Ngomik di Bitstrips.com

Buat anda yang gemar membuat komik, sekarang ngga perlu susah-susah menggambar pake tangan atau mouse. Tinggal klik-klak sana-sini, jadi deh komiknya. Yang penting ada ide, tinggal dituangkan saja. Memang sih, kalo kata komikus beneran, kurang greget kalo ga pake goresan langsung dari tangan yang menari! 😀

 www.bitstrips.com adalah salah satu yang saya rekomendasikan. Kita bisa membuat karakter manusia sendiri. Memang terbatas, tapi untuk saat ini bitstrips inilah yang paling ajib buat saya. Bukankah tantangan di setiap “project” apa saja, kondisinya selalu seperti itu? Memperoleh hasil maksimal dari resources yang minimal.

image

selamat berkarya…!

The Hobbit, wujud lain LOTR

Dulu, sebelum muncul orang ketiga di keluarga kami, saya dan istri termasuk rajin nonton film di bioskop. 🙂 Kebetulan selera kami mirip-mirip lah kalo urusan movie. Walopun ada jenis movie yang berada di luar intersection-area antara saya dan istri.

image

Nah… kemarin malam, untuk kedua kalinya saya bersama istri dan anak nonton sebuah film. Sebenarnya ini bukan film keluarga, tapi karena saya dan istri sudah sakaw, terpaksa anak juga diajak. Lagipula The Hobbit juga bukan film dewasa kok. Yang jadi masalah cuma adegan kekerasan dan wujud monster-monster yang menyeramkan (Orc, Troll, Gollum, dll). Tapi, kami sudah siapkan antisipasi buat itu. Yang mengherankan, kok anak saya malah suka dengan karakter-karakter menyeramkan… malah dia ketawa… lucu katanya. What??? Emang aneh ya? Badut terlihat seram, monster terlihat lucu.

Kembali ke The Hobbit. Sensasinya persis sama ketike menonton Lord of The Rings. Luar biasa. Walopun ada beberapa kekurangan kalo mau dibandingkan dengan LOTR, misalnya ada olahan-olahan visual grafis yang masih kelihatan kasarnya. Tapi secara keseluruhan film ini memang sangat menghibur. IMDB saja kasih rating 8.6 (pada saat artikel ini ditulis).

Continue reading “The Hobbit, wujud lain LOTR”

Track Hot Wheels Buatan Sendiri

image

Saya dulu sama sekali ngga tertarik dengan Hot Wheels. Tapi, karena anak saya sudah tergila-gila dengan mainan mobil apa saja termasuk Hot Wheels, mau nggak mau saya juga terpaksa berkenalan dengan Hot Wheels. Saya kepikiran mau bahas sisi engineering dari Hot Wheels, tapi belum sekarang. Saya cuma mau sharing sebuah project yang baru saja saya selesaikan dalam 2 hari ini, membuat Track Hot Wheels dari kertas karton/duplex.

161220121464

Continue reading “Track Hot Wheels Buatan Sendiri”

Foto #4 The Man Behind The Gun

Ungkapan di atas diambil dari judul sebuah film western (baca: koboi) tahun 1953. Kata “The Gun” dalam frasa di atas memang literally refers to a gun alias senjata/pistol. Tapi istilah tersebut sudah digeneralisasi untuk menunjukkan seseorang yang berada di balik sebuah perangkat atau alat tertentu.

Dalam bidang fotografi, yang namanya kamera sekarang sudah bisa dijangkau dari semua lapisan masyarakat, baik itu “kamera seadanya” sampai “kamera semuanya ada”. Belum lagi integrated camera… di ponsel, smartphone, tablet. Malah sudah ada spy-cam yang “ditanam” di dalam pena, pin dasi, tas, asbak, dll. Tapi… untuk fotografi, sesuai namanya, spy-cam saya rasa bukan “senjata” yang tepat.

Sekitar 6-7 tahun lalu, saya pernah berniat membeli sebuah kamera digital. Seperti biasa saya melakukan survey terlebih dahulu. Target saya adalah sebuah produk kamera murah, merk kelas atas, tapi tipe/varian kelas bawah. Saya sempat terpesona karena melihat hasil jepretan kamera tersebut luar biasa memanjakan mata! Setelah saya selidiki, ternyata foto-foto itu diambil oleh bukan orang awam, melainkan salah satu fotografer profesional. Dari situ saya mulai paham, Faktor “the man behind the gun” adalah faktor utama kualitas suatu hasil karya. Akhirnya saya nggak jadi membeli kamera tersebut, karena saya tau diri, si fotografer itu punya “kekuatan” lain yang tidak saya miliki. Saya kan bisanya cuma jepret dan edit pake instant software.. 😀

Bukan cuma fotografi… hampir sebagian besar kegiatan yang membutuhkan tools (baik itu perangkat keras maupun lunak), jika tidak dihandle oleh ahlinya, maka hasilnya tidak akan maksimal. The Man Behind The Gun ini nggak hanya harus bisa paham cara pakai, tapi juga paham bagaimana cara kerja, dan harus punya sense, chemistry, atau passion terhadap apa yang dia tekuni melalui perangkat tersebut. Jika semua syarat sudah terpenuhi… tinggal tunggu waktu sebuah masterpiece akan lahir.

Kalo yang satu ini, saya cuma mau kasih judul… “The Boy Behind The Gun

the boy behind the gun 

Gun: S880
Bomb: KD Collage (free app from Google Play)