Kalau ditanya, “berapa jumlah masjid di Indonesia?”, jawabannya susah, dan ngga bisa tepat jawabannya. Tapi kalau ditanya, “berapa jumlah masjid di Hong Kong sekarang?”… gampang…. jawabnya… enam!!.. Dan yang ketujuh masih dalam tahap konstruksi.
Waktu safar pekan lalu, ahamdulillah kami hanya sempat mengunjungi 4 di antara 6 masjid tersebut.
Masjid Kowloon & Islamic Centre.
Ini merupakan masjid terbesar di Hong Kong (untuk saat ini). Kalo ngga salah terdiri dari 3 atau 4 lantai. Dan jika semua lantai dibuka untuk kegiatan sholat, bisa menampung hingga 5000an jamaah. Lokasinya sangat strategis karena berada di tengah kawasan wisata dan salah satu titik pusat perbelanjaan Tim Sha Tsui, wilayah Kowloon. Sebagai informasi, wilayah Kowloon adalah salah satu tujuan wisata di Hong Kong. Mirip-mirip Orchard-nya Singapura lah.
Alhamdulillah, Jumat lalu, kami dikasih kesempatan untuk melakukan sholat Jumat di sana. Ada sedikit pengalaman menarik di sana. Waktu kami menyetel lokasi di gadget kami untuk wilayah Hong Kong, penunjuk waktu sholat ngasih tau kalo waktu Zhuhur adalah sekitar pukul 12.40an. Bergegaslah kami sekitar jam 11 merapat ke masjid, biar masih bisa dapat tempat duduk yang nyaman. Ternyata masih sepi.
Waktu itu saya lihat papan informasi di bagian lobi, katanya Khutbah Jumat dimulai pk 13.10. Wah… masih lama dong.. 2jam lagi. Trus, dari tangga dekat lobi, turunlah seorang jamaah perawakan timur tengah yang ngasih info kalo area yang kami masuki adalah untuk laki-laki, dan area tangga yang satunya (sebelah selatan) untuk wanita, soalnya dia ngelihat istri saya juga ikut masuk ke area laki-laki. 😀
Habis itu, tanpa ditanya, dia langsung ngasih tau kalo di sepanjang jalan di depan masjid (Nathan Road) ke arah selatan, sebelah kiri, bisa banyak ditemui makanan halal. Kebetulan nih.. sambil nunggu waktu Jumat, kami ngisi perut dulu.
Sekitar pk 12.40 kami balik ke masjid…. ternyata sudah mulai rame! Dan sudah terdengar ada yang ceramah. “Khutbahnya udah mulai… yah ketinggalan deh” Abis wudhu, langsung naik ke lantai 3 (lantai utama), cari shaf sebisa mungkin di depan, tapi hanya bisa dapat shaf 6 atau 7. Hampir seluruh jamaah didominasi oleh perawakan India, Pakistan, atau Bangladesh. Tapi… dari “khutbah” yang saya dengar bukan dalam bahasa Urdu, tapi bahasa India dan bahasa Inggris, kesimpulan saya jamaahnya kebanyakan dari India.
Dalam hati saya membatin, “katanya khutbah mulai jam 13.10… kok ini udah mulai.. gimana sih?”
Tiba-tiba begitu jam 13.10, “khutbah” selesai, dan muadzin maju. Tapi bukan iqomah… malah adzan! Lho…. kok khutbah dulu baru adzan??
Setelah adzan, saya tambah bingung lagi, karena orang-orang pada berdiri… shalat sunnah… 4 rakaat.
Setelah jamaah mulai “reda”, ada orang lain lagi naik ke mimbar, baca ceramah lagi…. Oalaaa… ini khutbah Jumat benerannya. Full bahasa Arab. Singkat, hanya 4-5 menit, pake jeda antara khutbah pertama dan kedua, dan diakhiri dengan doa. Jadi.. yang pertama tadi itu bukan khutbah Jumat, tapi ceramah biasa. Setelah khutbah Jumat yang asli ini selesai, barulah dimulai shalat Jumatnya. 😀
Setelah shalat Jumat, ada kejadian menarik lagi. Habis dzikir dan berdoa, orang-orang ngga bergegas pergi, tapi hampir semua jamaah melakukan shalat sunnat 2 rakaat. Setelah selesai 2 rakaat, mereka berdiri lagi shalat sunnat 2 rakaat. Abis itu… sholat lagi 2 rakaat. Saya kan heran ya? Trus saya nengok ke belakang… satu per satu shaf belakang mulai bubar, tapi shaf di depannya masih shalat sunnat 2 rakaat.
Ternyata, orang-orang di shaf terdepan ngga mau keluar lebih dulu sambil melewati shaf-shaf di belakangnya. Mereka menunggu shaf di belakang bubar duluan. Satu per satu shaf membubarkan diri dimulai dari shaf belakang, sementara shaf-shaf di depannya menunggu sambil mengerjakan shalat sunnat 2 rakaat!! Masya Allah! Mereka ngga mau melangkahi saudara-saudaranya yang sedang duduk maupun yang lagi shalat. Kalo di Indonesia kan, ada celah dikit… kabuurr. 🙂
Setelah Jumatan, halaman masjid menjadi sangat ramai… Cuman waktu itu saya ngga sempat foto-foto karena si kecil Baihaqi sedang rewel tingkat tinggi, ngantuk.
Hari berikutnya, saya kembali ke masjid ini untuk sholat Maghrib, dilajutkan dengan menonton Symphony of Light (laser show) di semenanjung Kowloon, yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari masjid 🙂
Masjid Ammar & Osman Ramju Sadick Islamic Centre
Biasa disebut masjid Wan Chai, soalnya lokasinya berada di tengah-tengah kawasan Wan Chai. Kalau Kowloon adalah pusat wisata belanja, Wan Chai ngga jauh beda, tapi di Wan Chai juga banyak pusat-pusat niaga, perkantoran, pemerintahan, sekolah, dll, termasuk stadion olahraga.
Di Masjid Kownloon, kalau kita mau makan kita harus nyari di sekitar masjid, tapi di Masjid Wan Chai, ada kantin khusus makanan halal di lantai 5. Menunya Chinese Food, dan yang menjadi favorit adalah Dim Sum dan aneka gorengannya.
Selama di Hong Kong, kami sampai 3 kali bersantap di sini… soalnya dekat hotel sih… hanya 5 menit jalan kaki.
Kapasitas masjid ini ngga sebesar masjid Kowloon. Mungkin hanya sekitar 1000an jamaah maksimal, kalau semua lantai dimanfaatkan. Lantai 1 adalah lobi, lantai 2 tempat wudhu pria, area bermain anak, sama ruang sekolah atau semacam TPA buat anak-anak. Lantai 3 area masjid buat pria, lantai 4 area masjid wanita, lantai 5 kantin. Setelah itu saya ngga tau lagi 🙂
Kalau di masjid Kowloon banyak ras Asia Selatannya, di sini berimbang antara Asia Selatan, Timur Tengah, termasuk Turki. Ras Tiongkok dan Melayu bisa dihitung jari. Itu menurut pengamatan saya selama saya ikut shalat di sana.
+++
Masjid Ibrahim
Ini masjid ketiga yang kami kunjungi. Setelah setengah hari menghabiskan waktu di Museum Science & Art Hong Kong, kami sedikit berkelana untuk mencapai masjid ini. Sebenarnya Masjid Kowloon lebih dekat posisinya dari museum, tapi saya penasaran dan pengen coba di masjid lain.
Ternyata agak di luar dugaan. Saya ngga sempat foto, jadi hanya ngambil dari google. Masjid ini posisinya sedikit berada di “pinggiran” keramaian. Tapi dekat dengan area pemukiman, flat (apartemen). Dan sepertinya di pemukiman ini banyak dihuni oleh warga muslim dari Asia Selatan maupun Timur Tengah. Makanya mereka memanfaatkan sebuah lahan minimalis dengan bangunan seadanya untuk dijadikan tempat ibadah.
Bangunannya sendiri lebih mirip bangunan darurat atau sementara. Walaupun demikian, suasana di dalam sangat sejuk. Waktu kami mampir sholat, di sana sedang ada kegiatan ngaji untuk anak-anak, persis kayak di Indonesia, anak-anak pada berisik, sementara ustadznya sibuk mendengarkan salah satu setoran hapalan Al Qur’an salah satu anak. Surah yang dibacakan bukan dari juz ‘Amma, sepertinya dari salah satu surah di juz 28 atau 29. Saya juga ngga hapal… 😀
+++
Masjid Jamia (Jamia Mosque)
Masjid ini sedikit unik. Masjid Jamia adalah masjid tertua di Hong Kong. Bangunannya memang sudah monumental, dan selain dipakai beribadah, juga menjadi tujuan wisata serta dimanfaatkan untuk dakwah oleh para imam dan pengurus di sana.
Sekedar informasi, sebaran penganut keyakinan dan agama di Hong Kong cukup bervariasi. 3 teratas diduduki oleh Buddhisme (kadang dicampur Taoisme dan Konfusianisme), kemudian Kristen (Katolik Roma & Protestan), dan non-agama, baik itu atheisme maupun agnostik. Muslim termasuk minoritas, bareng sama Hindu, Yahudi, Sikh, dll. Salah satu dakwah yang mereka gencarkan di sana adalah dakwah tauhid dan mengenalkan sosok Rasulullah Muhammad s.a.w.
Sewaktu kami tiba di sana, salah satu imam sedang melayani turis dan memberi penjelasan kepada mereka. Turisnya sepertinya dari wilayah Hong Kong juga, atau daratan Tiongkok dan sekitarnya, soalnya mereka berdisuksi seru pakai bahasa Mandarin (atau bahasa Kanton??) wallahu a’lam.
Setelah shalat, saya jalan-jalan di sekitar masjid. Tempatnya nyaman, teduh, di tengah-tengah kerumunan gedung pencakar langit. Ada beberapa rumah sederhana di sekitar masjid, yang dihuni oleh penjaga dan imam. 2 anak berparas Timur Tengah terlihat bolak-balik dari salah satu rumah menuju ke masjid. Di masjid juga ada air minum gratis. Saya sempatkan mengisi botol kosong di situ. Oiya.. air minum di Hong Kong cukup mahal sodara-sodara. Kalo dirupiahkan, sebotol air minum kemasan 500mL harganya bisa 35-40ribuan. Sakit hati ngga?.. 😀 😀
Alhamdulillah semua masjid di sana menyediakan air minum gratis buat para jamaah dan pengunjungnya, termasuk masjid Kowloon, masjid Wan Chai, dan masjid Ibrahim.
+++
Masjid Yang Lain
Ada 2 masjid lagi yang ngga sempat kami kunjungi. Yang satu Masjid Stanley, di area penjara di bagian selatan. Cukup jauh jaraknya. Satu lagi masjid Cape Collision. Saya sebenarnya penasaran dengan masjid Cape Collision ini karena posisinya berada di atas bukit, terpencil dan dikelilingi pemakaman muslim. Di area situ juga ada pemakaman pahlawan (kayak taman makam pahlawan), rumah kremasi, dan pemakaman Hindu kalo ngga salah. Cuma waktu itu ngga keburu waktunya karena ngejar jadwal shuttle bus ke bandara.
+++
Musholla
Yang namanya Musholla, kalo dalam pengertian kita (orang Indonesia) adalah tempat sholat yang relatif kecil dan merupakan bagian khusus dari sebuah gedung atau bangunan. Padahal secara bahasa musholla itu ya masjid juga… tempat untuk sholat. 😀
Musholla memang susah ditemui di Hong Kong, kecuali di tempat umum yang sangat besar atau tersohor.
Yang pertama, di bandara Internasional Hong Kong. Bandara segede itu, hanya punya 1 ruang musholla kecil, kapasitas kira-kira bisa jamaah sekitar 20an orang lah. Lokasinya ada di Gate 42. Jumlah gate di bandara Hong Kong lebih dari 100 gate, hampir 200. Dan untuk mencapai musholla itu, saya harus naik kereta khusus. Bisa sih jalan, tapi bisa 10 menit jalannya.
Yang kedua, di Disneyland Park. Lokasinya ada di belakang restoran halal Explorer Club, tepatnya di Guest Service – Mystic Point Area.. di situ ada Smoking Area, Toilet, ATM, Drinking Fountain, Public Phone, sama yaaa musholla itu… Cuma yang musholla ngga ada papan namanya. 😀 😀
+++
Intinya selama berada di Hong Kong beberapa hari kemarin, kami ngga ada masalah dengan menemukan tempat shalat di luar hotel. Memang sudah terencana, dengan batuan internet, google map, dan beberapa aplikasi pembantu seperti rute transportasi di sana.
Makanan Halal
Masalah makanan halal juga sedikit bikin “capek” karena relatif agak susah… hanya bisa diperoleh di daerah-daerah tertentu. Fast food ternama memang ada seperti ayam krispi yang terkenal itu (M*D, K*C).. trus ada juga Burger K*ng, Pizza Ex*ress, dll… tapi ngga ada jaminan dan sertifikasi halalnya.
Bahkan kami sempat lewati salah satu “warung” yang pake papan nama tulisan arab. Tadinya mau mampir di sana, ternyata setelah di cek, itu adalah bar ala Lebanon. Tentu saja banyak alkohol bertebaran di dalamnya 😀
Oiya… makanan di Hong Kong harganya mahal-mahal. Ini adalah beberapa tempat makan halal yang sempat kami cicipi. :
- Masjid Ammar lantai 5. Harga standar.. ngga mahal kalo ukuran Hong Kong (tapi untuk Indonesia relatif lebih mahal). Banyak pilihan makanan. Dim sum-nya sangat direkomendasikan. Untuk anak-anak, es Milo adalah minuman favorit.
- Hung Chinese Restaurant – Halal Food. Lokasinya ada di lantai dasar gedung Chungking Mansions, sekitar 150m dari masjid Kowloon. Enak-enak makanannya… terutama bihun sapi lada hitamnya. Slurp.
- Istanbul Kebab, Turkish Diner. Ini yang paling top… pelayanannya keren. Mas-masnya ramaah banget. Makanannya enak. Harga worthed laah.
Kami juga ngga sengaja ketemu tempat makan ini. Tadinya mau cari Resto Al Maidah di salah satu gedung pertokoan di dekat masjid Kowloon. Eh.. tiba-tiba nyasar ke resto Turki ini. Yaa udahlah.. sama-sama halal. 😀 - Warung Chandra. Iya… namanya Warung Chandra, posisi di samping gedung kantor Konsulat Jenderal Indonesia. Di sekitar situ juga ada Bank Mandiri dan BNI (siapa tau mau tarik tunai). Ada juga resto Indo yang lain, tapi kami ngga sempat ke sana. Di Warung Chandar ini ngga cuma makanan ala Indonesia, tapi snack dan minuman-minuman Indonesia juga dijual di sini… mulai dari susu Ultra, Kratingdaeng, Larutan Penyegar, sampai Kiranti. 😀 😀
- Di Disneyland Park ada 2 tempat makanan halal: Explorer’s Club sama Tahitian Resto, tapi waktu kami ke sana Tahitian Resto lagi tutup. Menu di Explorer’s Club ada menu Indonesia, India, sama Chinese Food kalo ga salah.
- Popeye’s Fried Chicken di Bandara Internasional Hong Kong. Satu-satunya tempat makan halal di bandara. Lokasinya di food court, ngga jauh dari M*Don*lds.
- Makanan paling murah adalah nasi bungkus yang dijual sama seorang wanita Indonesia di “emperan” masjid Kowloon. Menunya macam-macam… ayam balado, nasi uduk, ayam penyet, dll. Di trotoar depan masjid Kowloon juga ada laki-laki yang suka nawarin kebab.
Kapan-kapan lah kalo ada waktu, saya nulis lebih lengkap tentang pengalaman berburu makanan halal di Hong Kong yang lebih lengkap lagi.
Fiuh….
Semoga terhibur 😀
-mohon maaf kalo ada typo-