Jumat, 26 April 2013.
Kami (saya dan Bilal), menumpangi pesawat Air Asia penerbangan pukul 6 pagi. Itu artinya, jam 4 subuh kami sudah harus take off dari rumah. Sementara istri saya – the juragan odol – sudah berangkat duluan sejak hari Rabu, bersama dengan juragan-juragan sekantornya. Ada juragan sabun, juragan es krim, juragan deodoran, juragan sampo, pokoknya semua juragan Unilever pada ngumpul di sana. Jadi, sebenarnya…. liburan kami kali ini adalah “extension” dari kegiatan kantor istri saya. Jadi, “mumpung” dia lagi ada di sana, saya dan anak tinggal menyusul. 😀
Tiba di bandara Ngurah Rai, nggak nyampe 10 menit, mobil sewaannya datang. Langsung transaksi di area parkir, uang dan KTP saya berpindah tangan, mobilnya saya bawa, langsung pasang GPS. Destination : Hotel Mulia – Nusa Dua. Di situ tempat juragan odol menginap sejak Rabu.
Di sini, saya langsung ketemu dengan 2 masalah pertama:
- Bandara Ngurah Rai sedang mengalami perluasan, jauh lebih luas daripada sebelumnya, termasuk jalannya. Sebagian jalan umum yang dulunya berada di luar area bandara, sekarang sudah masuk ke dalam. Akibatnya, GPS Sygic yang belum update tersebut kebingungan mencari jalan keluar 😀 Kalo saya sih nggak… tinggal ikuti petunjuk dan cari tulisan “Keluar”
- Hotel Mulia termasuk hotel yang sangat baru, dan belum masuk ke dalam database Sygic Map.. 😀 Jadi, terpaksa saya harus mencarinya secara manual (via Google), trus mengarahkan tujuan ke titik yang terdekat. Alhasil, setibanya di daerah sana, saya masih harus bertanya kepada rumput yang bergoyang.
Mulia Resort
Namanya bukan Hotel Mulia, tapi Mulia Resort & Villa. Soalnya wujudnya memang lebih mirip sebuah resort, persis di tepi pantai. Saya lupa jaraknya kayaknya sekitar 14 km kalo ga salah. Jadi, dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, saya bisa tiba dalam waktu kurang dari 15 menit.
Continue reading “Bali – Part 2 – The Mulia & Jumatan” →