Sering kita mendengar istilah… “belum dapat hidayah”. Pertanyaannya adalah, apakah yang bersangkutan memang pernah meminta hidayah? Apakah yang bersangkutan pernah benar-benar menginginkan hidayah?
Mungkin… kita memang sudah sering mengucapkan doa.. “ya Allah, berilah aku hidayah dan petunjuk…”, atau doa sejenis itu. Tak terhitung sudah doa yang sudah keluar dari mulut kita. Lalu… kenapa hidayah itu belum datang-datang juga?
Ternyata eh ternyata… hidayah itu serupa tapi tak sama dengan rejeki… Tidak hanya harus selalu DIMINTA, tapi juga DICARI. Berdoa itu bagus, tapi kalo berdoa sepanjang hari tanpa melakukan usaha untuk mendekati apa yang kita inginkan, itu ngga ada gunanya. Bukankah rumusnya doa + ikhtiar = terkabul? 🙂
Jadi, percuma saja kalo setiap shalat kita memohon hidayah dan petunjuk, tapi setelah itu kita larut lagi dalam aktivitas dunia, mencari nafkah, bermuamalah, mencari rejeki, menjalin silaturahmi dengan kerabat, dll. Nggak salah sih. tapi coba cek, apakah ada di antara aktivitas kita sehari-hari yang termasuk di dalam kategori khusus “ikhtiar atau usaha dalam mencari atau menjemput hidayah”? Secara langsung ngga ada. Padahal banyak yang bisa kita lakukan untuk menjemput hidayah tersebut.
- Mendatangi mejelis-majelis ilmu.
Wah.. ini mungkin susah. Terutama buat kita yang sebagian besar siang hari kita dihabiskan di lingkungan kantor. Walopun demikian, kita masih punya kesempatan untuk menghadiri kegiatan-kegiatan di mana kita bisa menambah ilmu dan wawasan kerohanian kita. Pengajian rutin di lingkungan kantor dan sejenisnya adalah wadah yang tepat. Alhamdulillah di tempat kerja saya ada pengajian rutin 2 mingguan, tapi kok sejak ramadhan berakhir kegiatan tersebut belum jalan lagi?? Continue reading “Menunggu Hidayah? Yakin?” →